Tiba-tiba seorang cowok manis mendekatiku, aku terpaku sesaat setelah cowok itu memegang tanganku, aku tak berani menatapnya tapi perlahan dia menatap kedua mataku kutatap balik mata cowok tampan itu dengan penuh harap dan mengatakan
“yuki aku suka lirik lagu yang kamu buat, aku suka puisi yang kamu buat, aku suka semua tulisanmu.. itu sangat menyentuh, kamu tau?? Sebenarnya aku sangat me.....”
“yukiiiiii... sudah siang, nanti telat!!! Ayo nanti ketinggalan bis lagi!!!” suara mama membangunkanku dan memaksa melepas mimpi yang tak pernah selesai itu
“aahhh mamaaaaaa... lagi asik mimpi jugaaa..” jawabku malas
“liat jam sana! mama mau nyiapin sarapan dulu”
“haaaahhhh?? Yaaelaah ngagetin aja mama.. baru juga jam 5!!”
Aku langsung bangun dan beranjak dari tempat tidurku
Sesampainya di sekolah, seperti biasa aku disambut teman karibku neyla
“mimpiin pangeran lo lagi??” sambil berjalan berdampingan menuju ruang teori
“uuwwh, udah beberapa hari ini gue telat Cuma gara-gara mimpiin ken, untung hari ini enggak telat”
“dan gimana tuh??? Lanjut ya mimpinya??”
“enggak !! tapi intinya sama, seolah-olah ken mau nembak gue ney!” aku tersenyum lebar
“teruuusss?? Enggak selese lagi gitu nembaknya??” ku jawab dengan anggukan saja
“yaaeeelaaaah .. !! hmmm dasar putri tidur” neyla menghela nafas
Panggil saja aku yuki, si gadis berambut lurus tapi lebih suka di churly dan di ikat dua, aku terlahir dengan kedua orang tua dari Indonesia, jika bertanya kenapa aku memakai nama orang Jepang, karena nenekku adalah orang Jepang (ibu dari ayah) dan aku di beri nama oleh nenekku nama lengkapku ‘Yuki kazumi’, itulah nama kebanggaanku, YUKI maknanya kebahagiaan, nasib baik dan salju. KAZUMI Perempuan Kecantikan yang harmonis, intinya perempuan cantik hehee,
Sedangkan Kenshin Akihiko atau lebih akrab dipanggil Ken dia adalah idolaku, kedua orang tua ken memang asli dari Jepang dan mereka mempunyai bisnis di Indonesia sudah sejak Ken SMP dia pindah dari Osaka ke Indonesia, jadi wajah ken pure Japanese banget, tapi Ken sudah handal bahasa Indonesia jadi tidak canggung bagi teman-temannya untuk sekedar mengobrol dengannya, dia sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Pelajaran berlangsung dari jam 7 pagi sampai jam 3 sore, jam menunjukkan pukul 15.00 WIB, diluar sedang dilanda hujan, akhirnya aku duduk di kursi selasar dekat dengan gerbang sekolah, ken berjalan tepat didepanku dengan mengenakan headphone di telinganya sambil melantunkan lagu yang di putar dari Ipod-nya, kulihat guyuran air hujan membasahi ujung sepatuku aku mendongak dan memperhatikan ken dari ujung hingga ujung, aku tak pernah berani menyapa, ketika berpapasan aku hanya mampu menampakkan senyuman yang menurut orang terlalu hambar karena dicampur dengan lagak yang kikuk dan gemetar seperti bertemu dengan malaikat maut yang super ganteng.
“tidak mungkin.. tidak mungkin.. sadar yukiii lo ini siapa??!!!” aku menggumam tapi ternyata terdengar cukup keras, ken berbalik dan melihatku sedang menampar-nampar pipi, aku berbalik melihat ken yang terlihat aneh memperhatikan tingkahku, aku Cuma membalas ekspresi wajahnya sambil nyengir nggak jelas.
Sesampainya dirumah, kurebahkan tubuhku ditempat tidur dan membayangkan ken terus, sampai akhirnya muncul secara tiba-tiba
“mood baik lagi menghampiri, saatnya bikin puisi!” aku mengambil buku kumpulan puisiku yang ku beri judul ‘my secret poems’ di cover-nya dan mencoret-coret dengan pena yang sudah terpeluk jari-jari tanganku dan memulai menulis puisi untuk ken.
~~^_^~~
“hooaaam..!!” lelahnya masih terasa walaupun udah pagi dan sudah tidur 8 jam
“yukiiii, ayo sarapan nanti berangkat diantar ayah yah, biar nggak telat terus” mama teriak membangunkanku dari lantai dasar.
“enggak ma, yuki mau naik bis aja kayak biasa, lagian ini masih pagi nggak mungkin juga yuki telat” jawabku sambil menuruni tangga menuju ruang makan
“jangan main duduk dong yukiiii, sana mandi dulu!” suruh ayah
“hooaaaampt!! oke deh oke” sambil menutup-nutup mulut, aku beranjak dari tempat duduk dan segera mandi.
Setelah semuanya oke aku berangkat naik bis, eh tapi ada yang beda di bis kali ini! ada cowok memakai headphone sedang berdiri membelakangiku dia menghadap ke depan aku menghadap kesamping, pelan-pelan aku mencuri pandang, menengok berusaha melihat wajahnya yang dari belakang pun tak asing lagi tapi ..
“ciiiiiiiiiiiitttt!!!!”
“aduuuuhh!!” aku tak sengaja menabrak cowok itu, alhasil aku nggak jadi jatuh karena tubuhku ditopang tangannya, ada pengendara sepeda motor yang ugal-ugalan menyelip didepan bis jadi bis berhenti mendadak
“eng... makasih” aku langsung berdiri lagi
“sama-sama” selalu saja menampilkan ke-jutekannya lagi huuhh..
‘ya Tuhan, ternyata ken hihihi’ aku membatin sambil nyengir gak jelas
Sesampainya di sekolah aku berjalan disamping ken
“kenapa lo jalan disamping gue?? Jauhan dikit napa?” aku langsung melangkah menjauh selangkah
“maaf, eh kalo boleh tau....”
“nggak boleh!” dia memotong pembicaraan dan tetap melanjutkan jalannya
“gue kan belum selese ngomong ken”
“darimana lo tau nama gue ken?”
“hahaha... siapa sih yang nggak tau lo!” aku menepuk pundaknya dia melirik sinis
‘kayaknya dia gak ingat tragedi setahun lalu hehe’ batinku
“eh iya sorry..” aku menunduk
Dia mempercepat jalannya
“eh tungguin gue, lo kenapa nggak naik motor pagi ini?”
“penting lo tau?”
“ya Cuma nanya, lo ....”
“gue duluan..” belum selese aku bertanya dia langsung pergi
‘aaahh.. dia pamit.. hihihii tumbenan amat’ aku menggumam
“nahlooohh.. ceeileehh dipamitin gitu aja bangga” tiba-tiba neyla muncul di sampingku
“setan lo.. ngagetin aja! Hehee tapi tadi tuh keren banget dia, waaahh satu bis sama ken, bener-bener mukjizat ney”
“bodo ah, weee hahahaha” neyla meledek
“gue bakal ceritain semua ke lo tentang pagi ini!!! Sialan lo malah ngledek” kita berlari menuju kelas, ken satu angkatan hanya saja kita beda kelas dia di kelas 3 IPA 1 sedangkan aku di kelas 3 IPA 3. Jam istirahat, aku dan neyla berniat ke perpustakaan kita mengobrol sambil berjalan
“haha.. jadi lo kemaren lalu ke toko buku dianterin si dion?” tanya neyla
“iya kebetulan si dion lewat depan rumah, yaudah sekalian aja, lo tau nggak ney, waktu gue beli buku dua hari lalu, gue nemuin komik yang gila childish banget tau nggak sih dan ajaibnya yang beli itu mas mas pakaiannya preman abis, bhahahaa.. gimana gue nggak ketawa kenceng dan sialnya tuh cowok ngeliatin gue yang lagi ketawa sambil bawa tentengan komik sama novel-novel gue dan...” “bruuuukkkk!!!!!!” aku menabrak seseorang
'lagi-lagi nabrak orang yaelah ceroboh amat gue' gumamku, tapi aku yang jatuh tersungkur dilantai dalam keadaan duduk
“eng.. maaf.. maaf nggak sengaja” buku milikku berserakan di lantai, aku segera berdiri lalu membungkukkan badan dan meminta maaf, saat aku menoleh ke wajahnya ‘seeerrrrrr!!!’ Berasa ada angin dingin yang menjelajahi tengkukku dingin abis! Gila, merinding disko gue mandang matanya
“lo lagi lo lagi.. kapan si lo jalan sambil melek?!” ken membersihkan bajunya yang sama sekali tak terlihat ternoda
“sorry, maafin temen gue ya, dia emang sedikit ceroboh, sorry” neyla segera menarikku yang sedang membereskan buku dilantai dan pergi, ken memandangi kami dari jauh mungkin dia pikir aku cewek paling ceroboh yang pernah dia temui, sial!
diperpustakaan
“neeeeyyyy...!!"
“apaan si teriak-teriak?” neyla yang sedang membaca merasa terganggu
“buku kumpulan puisi gue ilang!!” aku segera mengobrak abrik buku yang aku bawa.
“aduuh, lo tuh beneran ceroboh apa gimana sih? Kenapa sampe ilang? Kalo ada orang jahat yang nemuin bahaya loh!!” neyla memperingatkan
“eng.. emang apaan ney bahayanya?” aku memandang neyla bingung
“yaaeelaaaahh elo, iih polos apa bego sih?! Itu kan kumpulan karya lo..”
“setdaaahhh!! Gue lupa, gimana kalo sampe orang jahat yang pegang tuh buku? Terus karya-karya gue di claim jadi miliknya, terus semuanya diaku punya dia, terus abis itu diterbitin di media masa, terus dia terkenal dengan karya gue, gue nggak jadi ngirim semua karya gue, dan gue gak jadi terkenal, gue...”
“STOOOPPP!!!” neyla meletakkan telapak tangannya tepat 2 cm didepan wajahku
“aduh ney, bantu gue cariin ayolaaahh ney ayooo..!”
“oke oke.. tapi pulangnya aja ya”
“yaelaaah keburu diambil orang, ayo sekarang lah..”
“tapi abis ini pelajarannya pak mahmud nanti kita disuruh translate cerita sejarah ke bahasa Inggris gimana??”
“eh.. tuh guru, ngajar bahasa Inggris apa sejarah sih? Gak konsisten deh!”
“iya juga sih.. eh gak usah bahas itu yaudah cepetan gih..”
Kita berlari dan segera mencari.
Dion lewat didepan kami, dia terlihat kerepotan membawa buku.
“nyari apa?” tanyanya
“nih si ceroboh ngilangin buku puisinya” neyla menjawab
“yang kayak gimana bukunya?” tanya dion lagi
“pokoknya covernya tuh warna cokelat ada tulisan ‘my secret poems’ tolong kalo lo liat kasih ke gue yah!” aku menjelaskan sambil terus mencari-cari
“hmmm oke, gue duluan” dion pamit
“Teeetttt...teeeettt....!!” bel tanda masuk berbunyi
“yaaaahh tuh kan gak ketemu”
“udah gak usah lemes gitu, nanti juga ketemu kok, lagian nggak mungkin dong diambil orang gitu aja tanpa pertimbangan kan itu karya lo semua, banyak lagi, pasti kasian lah sama lo”
“mudah-mudahan sih, kalo hatinya sebening malaikat huh!” jawabku lemas
Dikelas ken.
“lagi baca apaan ken?” dion bertanya
Kebetulan dion dan ken satu kelas mereka sahabat karib seperti aku dan neyla.
“eh.. bukan apa-apa” ken menutup cover buku itu dan memasukkannya ke laci, dion melirik dan berlalu lalu duduk dibelakang ken seperti biasa
-___-“
“udah waktunya pulang! Ayok mau bareng gak naik bis sama gue? Kebetulan gue gak bawa motor” ajak neyla
“lo duluan gih, gue sibuk”
“hmmm.. udah dong, jangan sedih mulu gue bantu cari tau deh..”
“gak gampang ney nyari barang yang udah ilang, lo tau kan itu tuh sebagian besar puisi buat ken dan disitu banyak banget tertulis jelas nama ken, terutama di lembar terakhir yang gue tulis, gue nyantumin ‘ken aku mengharapkanmu’ di bold, di garis bawah, huruf kapital semua dan pake tinta merah!!”
“lah terus?? Lo malu gitu? Kalo sampe dibaca dan disebar”
“tuh kan!! Lo tau kan? Kalo sampe kejadian setahun lalu keulang, dimana ada orang yang nyebar puisi gue yang gue bikin buat ken!! Kan bisa berabe..” aku meletakkan bolpoint yang dari tadi kugunakan untuk mencoret-coret buku catatanku.
“udahlah, berdo’a aja lo nggak usah over gitu lah, ayok pulang! Apa mau lunch dulu di kantin?”
“lo duluan aja gih"
“oke bye.. semangat dong!! Jangan loyo gitu, gue jalan duluan daaaaahh”
:( :( :(
Jam ditangan kiriku menunjukkan pukul 17.45, terlalu banyak menghabiskan waktu di cafe depan sekolah untuk meminum cappucino dan mengotak atik blog menghabiskan kurang lebih 2 jam sampai sore dan bis juga gak ada yang kelihatan, tiba-tiba seorang cowok dengan motor cowok abis, mengenakan helm hitam dan masih berseragam SMA berhenti tepat didepanku
“ikut gue yuk, nanti lo diculik loh” dia membuka kaca helmnya
“ah ternyata lo, nggak deh gue nunggu bis aja, kasian lo nanti kedinginan ini kan udah gelap”
“nah itu dia, daripada lo diculik mana udah gelap banget lagi, gerimis pula” jawab dion
“hemmm oke deh"
sesampainya dirumah
“mampir dulu yuk, minum teh dulu biar anget”
“hemmm.. iya deh mumpung gratis hahaa..” dion turun dari motor dan mengikutiku dari belakang masuk kerumahku
“maaaahh.. yaaah.. yuki pulang.. ini ada dion”
“oh ada nak dion, kebetulan sekali tante lagi bikin cake cokelat, kamu cicipin yah” sapa mamah
“oh iya tante tenang aja, dihabisin semua bila perlu hehe”
“tunggu disini yah, gue mau mandi, gak apa-apa kan? Agak lama nih, lo minum teh dulu yah”
“oke oke sipp.. eh pas turun lo bawa komik doraemon juga yah, gue mau minjem ki”
“oke deh” aku menaiki tangga.
Rasanya dingin tapi segar sekali, aku menuruni tangga, kulihat dion sangat kelelahan sampai dia tertidur di sofa ruang tamu.
“hey... lo capek banget yah??”
“eh.. iya sorry ki, gue kecapean untung besok minggu jadi bisa tidur sepuasnya nanti haha”
“huuu dasar lo, eh ini komiknya” aku menyodorkan satu komik doraemonku
“soal buku lo yang ilang..”
“eh iya lo tau dimana sekarang?” aku langsung duduk disamping dion
“gue sempet curiga, tapi ah mungkin gue aja salah liat haha lagian gak mungkin juga temen gue minat baca puisi”
“hemm.. gitu yah? Yaudahlah gue udah mau relain aja walaupun berat banget, lo tau kan gue bikin tuh puisi semuanya
buat seseorang yang paling gue sayang”
“ken?”
“hah? Hahaha.. bisa aja lo, lo kan sahabatan sama ken, eng.. ken tuh orangnya kayak gimana??”
“deeerrrttt....deerrrrtttt.....” ponsel dion bergetar
“panjang umur nih anak, baru mau diomongin eh dianya nelepon, bentar yah.. halooo??”
Dion langsung berdiri dan mengobrol dengan ken
“eh sorry agak lama”
“gak apa-apa kok” jawabku
“ken yah?? Ehmmm.. lo liatnya gimana? Simple aja, ya ken seperti yang lo liat, supel, cuek sama cewek tapi dia gak sepenuhnya cuek, kadang dibalik sikapnya ternyata dia menaruh rasa sama si cewek kayak dulu sama mantannya yang malah hianatin dia”
“mantan?? Dia pernah punya pacar?”
“yaaiyalah.. cowok seganteng dia kalo gak pernah pacaran bisa-bisa dikira maho lagi” (nb: maho= manusia homo, cuma bercandaannya anak muda kok)
“hehe oh gitu, siapa mantan pacarnya?” aku penasaran
“namanya riyu, dia bukan orang jepang, dia teman dekat waktu masih SMP, mereka pacaran 2 tahun, mungkin itu yang membuat ken susah jatuh cinta lagi, karena dia keliatan sayang banget sama riyu, kenapa sih lo suka sama ken? Oke gue tau ken ganteng”
“bukan itunya aja, dia itu aneh, dia itu penuh misteri..”
“eh dikira film horror apa?! misteri misteri segala”
“dengerin dulu napa...?! dia itu penuh pesona di, dia bikin gue penasaran sampe dua tahun ini, dia itu pokoknya gue gak punya alesan kenapa gue bisa suka sama dia, itu yang gue rasain, berasa deg-degan banget kalo papasan sama dia”
“lo gak bisa suka sama cowok lain?”
“kok lo ngomong gitu? Ah lo bikin gue down aja nih”
“serius..!! lo gak bisa lupain ken dan lo liat orang yang lebih care ke elo daripada ken? Lo liat kan ken sama sekali gak peduli apapun tentang lo?”
“ya gue tau, tapi gue gak bisa di, gue udah terlanjur sayang berat sama dia”
“jangan terlalu jauh lo naruh harapan sama orang, kalo lo terbang tinggi boleh asal jangan terlalu tinggi, lo juga butuh temen buat nyadarin saat lo mimpi dan mimpi itu lebih banyak mustahilnya buat tercapai daripada possible-nya”
“eng.. gue gak ngerti lo ngomong apaan di, hehe”
“yaelaaah emang dasar lo kuotanya terlalu kecil”
“dikira modem apa otak gue!”
“hahahaa dasar polos!!” dion mengacak-acak poniku
>_<
Seminggu kemudian
“siapa yang naruh bunga tulip dimeja gue??” aku bertanya pada neyla yang berdiri disampingku
“mana gue tau, tanya aja sama pak satpam, siapa yang kalo pagi masuk kelas kita..”
“hemmm..”
“eh ken tuh ney...!! ya ampuuuunn cool banget tuh cowok?” aku terpesona, melihat ken yang sedang berjalan melewati kelasku
“udah duduk dulu deh, ken lagi.. ken lagi...”
Neyla menarikku duduk
“kemarin lo pulang sama siapa? Kenapa baru jam 8 malem lo sms gue, biasanya jam setengah 7 juga udah bising curhat di telepon” tanya neyla
“iya, kebetulan dion lewat depan gue pas gue lagi nunggu bis di halte yaudah gue ikut dan dion main dirumah gue sampe jam 8 malem itu”
“hemm.. aneh..”
“apanya? Lo tuh curigaan deh ney”
“iih bukan gitu, dion itu loh aneh”
“anehnya?”
“selalu pada saat yang tepat lo butuh orang dia dateng.. hemmm bener-bener pahlawan gak kayak ken”
“eh.. lo pikir dion superman, batman, p-man apa pac man gitu?”
“pac man bukan super hero woooyyyy!!”
“eh iya hehe... lah kalo ken yang nganter gue itu berarti malaikat maut segera nyabut nyawa gue”
“loh kenapa?”
“yaiyalah bisa aja itu permohonan terakhirku yang terkabul sebelum ajal menjemput, ya lo pikir aja mustahil parah!!”
“hahaha.. ya gak segitunya juga kali neng.. mungkin aja deh suatu saat, gue do’ain entah 30 tahun apa 100 taun lagi
bahkan hahaha”
“ah lo..!!”
Di bunga tulip itu terselip kertas dan tertulis “secret admirer”, kayaknya ini orang yang udah deket sama gue, dia tau kalo gue suka bunga tulip.
“ehmmm diliatin mulu tuh bunga.. cieeeeciiieee dapet penggemar rahasia nih yeee”
“ah lo.. secret admirer ini kayaknya orang yang gue kenal deh”
“hemmm.. siapa yah? Rio?”
“kok rio???”
“kan dia dulu ngejar-ngejar elo”
“yaeelaaah dia udah nyerah, dan udah punya cewek sekarang”
“fadli?? Apa riski?”
“mereka siapa?”
“lo emang mantan yang jahat!!”
“hehehe... siapa suruh mereka nyakitin gue dulu, udah gue kubur dalem-dalem nama mereka”
“sipp deh, ah bodo amat deh sama orang yang berhianat oke!? ayo kerjain tuh soal dari bu rina!!”
“matematika.. pusing deh"
Pagi harinya.
“nih kok ada bunga lagi??”
“ciiieee kayaknya tuh cowok tau banget ya selera lo” ledek neyla
“kali ini sama cokelat, dan ada tulisannya ney”
“apaan???” neyla melirik
“secret admirer tapi tinta merah, kemarin kan tinta hitam”
“ya lagian apa bedanya sih?? Merah sama hitam, sama-sama keluar dari bolpoint kan?”
“iya sih Cuma yang ini beda lagi nih.. Kemaren sih Cuma perkenalan aja kalo dia penggemar rahasia, ada puisinya!!”
“sini gue baca!!"
Untukmu yang tak pernah menyerah
Saat akhirnya
kau melangkah membelakangiku
Sesungguhnya aku terus memandangimu..
Saat kau tersenyum padaku
Akupun ingin sekali tersenyum padamu
Aku ingin senyum manismu terbalas
dan kau bisa terus tersenyum tanpa beban
Tapi aku terlalu munafik untuk itu..
Aku tak bisa melakukan itu..
“udah?? Gitu aja??” neyla melongo
“ah iya, gak seru nih, masa puisinya Cuma beberapa baris mana gak maksud lagi gue, gak bakat nih..”
"yah elo malah dikomentari gitu"
“praaaakkkkk!!!” seperti suara pot bunga didepan kelas ditendang kaki
“apaan tuh??” neyla melongok kedepan
“kucing kali, udah ah gue mau fokus buat ulangan kimia hari ini, semangat!!!!”
Jam istirahat
Aku dan neyla duduk di kantin sambil menyantap semangkuk bakso dan segelas orange juice
“hay.. boleh gabung gak nih??” tiba-tiba dion duduk didepan kami dan ken pun ikut duduk
“uhuuukkk ... uhuuukkk...!!” aku tersedak
“yaelaaah gak usah gugup gitu kali ada ken” ledek neyla, aku tak peduli langsung saja ku minum orange juice tanpa basa basi
“eh kalian, boleh kok..”
“berangkatnya gak naik bis lagi??” tanyaku
“lo tanya ke gue?” jawab ken jutek
“ehmmm.. gak jadi nanya deh”
“eh iya, gue naik motor lagi, kenapa?”
“gak apa-apa sih, lebih asik naik bis loh, rame hemat lagi, udah gitu lebih aman”
“ehmmm ehmm.. boleh ikutan ngobrol?” dion menimpali
“lo ganggu aja nih di..” kata neyla
“hehe.. gak kok, boleh boleh silahkan, eh tapi gue udah selese, gue balik duluan yah, lo ikut gak ney?” aku berdiri
“loh cepet amat??” dion ikut berdiri
Ken terlihat canggung, mungkin dia canggung melihat cewek aneh sepertiku duduk didepannya
“yaudah gue sama yuki ke kelas dulu yah, byeee...” pamit neyla
Sebulan sudah terlewat ada puluhan bunga tulip dengan puisi bertinta hitam dan puluhan bunga tulip dengan puisi bertinta merah, dua-duanya ada puisinya.
“ada yang aneh, gue beneran penasaran ney..” sahutku, aku mengundang neyla untuk menginap dirumahku karena ini sedang libur semester gasal, sekalian aku butuh teman curhat semaleman
“lo udah cari tau belum sih? Kok baru segitu paniknya setelah sebulan?”
“gue pikir gak bakal sampe sebulan kayak gini, gue pikir bakal berhenti, terakhir kedua surat sama bunga ini diatas meja
"gue tadi pagi yang bertinta merah tadi pagi ada kalung bintangnya ney, dia tau kalo gue suka bintang pas waktu itu
juga pernah dibarengin cokelat gue kan suka banget sama cokelat hehe, apa dia yah orang yang nemuin buku puisi gue? Di buku itu kan gue tulis semua tentang gue dari yang gue suka sampe yang gue benci”
“hemmm.. seperti yang pernah gue bilangin ke elo, kalo ini tuh dua orang yang berbeda, dan keduanya penggemar rahasia lo!! Ya mungkin aja gitu ki, udah deh lo jangan kebanyakan mikir, hebat juga langsung dua orang”
“wuuiiiddiih keren yah gue!”
“ini bukan saatnya takjub oon!” neyla mengacaukan rambut poniku yang udah berkali-kali aku sisir rapi ini
“hehe.. gue keren ney, lama-lama gue bisa ngalahin lady gaga, michael jackson, katy perry, justin bieber, lee min ho, Yui, dan sederet artis papan atas lainnya, gilaaaa gak lama gue bakalan jadi sorotan publik gue bakalan dikejar-kejar paparazzi, gue...”
“masuk majalah trubus” timpal neyla
“lo pikir gue brokoli??”
“hahaha..” ‘buuukkkkkk!!!!’
“kok lo mukul punggung gue? Gue gak masuk angin oon!”
“hahaa.. lo inget kan kata dion yang lo bilang sendiri itu, lo butuh temen buat nyadarin kalo mimpi lo terlalu tinggi, intinya gitu lah!!”
“yaaellaahh lo pikir gue mimpi pas tidur apa?! Dibanguninnya dipukul gitu penyiksaan tau!”
“hehe.. yaudah lah udah malem, gue ngantuk, curhatnya lanjut besok ya, liat noh!! Gue udah jadi pendengar setia lo malam ini dari jam 7 sampe jam 10 malem, gila gue ngantuk berat ki, gue tidur duluan yah, lo juga tuh” neyla menarik selimut, aku masih bingung
“duh ney, siapa sih dua orang ini, yang deket sama gue Cuma dion, kalo dion kayaknya mungkin juga.. hehe jadi GR gue dion kan gak kalah ganteng malah lebih imut, putih, keren, pinter main piano ah tapi gue lebih suka ken!”
“belum tidur aja udah ngimpi, jangan bilang kalo satunya ken!! Karena itu IMPOSSIBLE you know?!” sahut neyla setengah masuk di alam mimpi
“feeling gue sih gitu! Bodo ah, besok jangan kesiangan yah, kita pergi ke vila ayah gue, pengen refreshing gue.. putek!!”
“iyaaaa...” jawab neyla lirih
Di vila ayah
“hai... ney... sama siapa lo??” dion menyapa dari kejauhan
“haiiii di.. ini sama si yuki, nah elo sama siapa?”
“biasa nih ken!!”
“haha.. pasangan maho lo??”
“hahahaa.. ngaco lo.. mana yuki?”
“dia lagi ke kebun teh, gue capek jadi gue dudukan aja disini sambil nikmati pemandangan alam, hehe, nah ken mana?”
“dia juga lagi liat-liat kebun teh tuh"
Di kebun teh
“hhiiiiiyaaaahhhh..... ulet... tolongin gue, ada ulet...!!!!!”
Aku lari terbirit-birit, aku paling anti sama ulat, kalo hewan lain masih bisa diatasi tapi kalo sebangsa ulet, ogaaaahh!!!
“bruuuukkkkk!!!!!”
“sorry sorry.. ada uleeetttt...!!!” gak sengaja aku nabrak seseorang sambil aku membersihkan pakaianku, takut ada ulat yang menempel
“tiga...!!”
“eh lo ken, maaf.. apanya yang tiga?”
“udah tiga kali lo nabrak gue!” ken membersihkan pakaiannya juga
“hemm.. ya maaappp.. gak sengaja gue!!”
“hemm.. gak apa-apa, lain kali liat-liat, hati-hati juga kalo jalan, jangan ceroboh!” ken pun berjalan menuju kebun teh lagi
‘wah tumben agak panjang ngomongnya’ gumamku
“eh lo mau kemana??” teriakku
“kalo mau bareng ayo! Gak usah banyak tanya!”
“hehe iya iya.. lo kesini sama siapa?”
“dion, lo sendiri?”
“ney.. eh lo nginep berapa hari? Ini hari keberapa? Terus mau pulangnya kapan?”
“bisa gak satu-satu?”
“eh iya maap”
“gak usah kebanyakan maaf, eh tumben lo pake kalung?” dia melihat kearah leherku
“eh iya haha.. pantes gak nih kalung? Bagus yah?”
“hemmm.. lebih cocok kalo yang make yui lebih keliatan anggun”
“yaelaah, orang ini yuki bukan yui tapi gue yakin gue gak bakal kalah pamor sama yui, gue juga bakal lebih terkenal dari yui dan bukan sebagai penyanyi!!” sahutku sambil mengepalkan tangan kananku
“terus sebagai apa?” tanya ken
“penulis profesional hahaha aamiin ya Tuhan.. aamiin”
“aamiin” jawabnya
“hehe makasih, aawww!!”
“ngapain lo nyubit lengan sendiri?”
“gue pikir ini mimpi!!”
“kok gitu?”
“gue gak pernah bayangin bisa jalan berdua sama lo!” jawabku sambil menoleh ke arah ken yang berjalan tepat disamping kananku
“hahahaha...” tiba-tiba ken mencubit pipi kananku
“aduuuuhh!! Kenapa lo malah nyubit pipi gue!! Sakit!”
“tuh kan bukan mimpi” jawabnya sambil tertawa, manis sekali Ya Tuhan .. hehe, benar-benar kayak pangeran yang turun dari surga, indah banget.
“akhirnya kalian ketemu juga” sapa dion yang berjalan dengan neyla
“ciiieee, berduaan nih ceritanya, di mereka gak mau diganggu ayo pergi aja deh” neyla meledek
“hemmm.. mau pulang ke vila gak?” ajak dion pada ken
“oke, gue sama dion balik ke vila dulu yah”
“eh bentar, kalian nginep? Dimana? Trus kapan pulang?”
“niatnya kita bakal seminggu disini, di vila samping vila ayahmu, deket kok tetanggaan” jawab dion
“oh gitu oke deh”
Malam pun datang, kita berempat membuat api unggun di taman depan vila ayahku.
“haus gak?” dion tiba-tiba duduk disampingku menyodorkan minuman kaleng
“eh iya, thanks” aku meneguk minuman itu sambil melirik ke arah ken
“kenapa dia gak jealous? kenapa dia diem aja? Kenapa dia malah asik ngobrol sama ney? Kenapa gue di cuekin? Kenapa
dion yang perhatian sama gue? Kenapa gak ken aja yang ngasih minum ke gue?” pertanyaan-pertanyaan di otakku mulai mengajakku melamun memandang kosong api unggun didepanku
“heey nona yuki...??? nona yuki kazumiiiii???” dion melambai-lambaikan telapak tangannya didepan wajahku
“oh iya, kenapa?”
“ini komik yang aku pinjam waktu itu, maaf ya lama banget ngembaliinnya”
“oh iya gak apa-apa kok” aku pindah duduk disamping ken dan menyodorkan minuman kaleng yang lain
“ini minum, kali aja kamu haus”
“gak kok, gue lagi kembung” jawabnya cuek sambil membakar-bakar ranting ke api unggun
Aku berdiri dan pergi berjalan menuju pohon cemara agak jauh dari tempat kita membuat api unggun, aku duduk di kursi di bawahnya
“kenapa malah disini?”
“lagi pengen aja di”
“kok di??”
Aku menengok ke samping ternyata ken, aku pikir dion
“eh lo.. sorry gue pikir dion”
“karena dion lebih sering perhatiin lo daripada gue ya?”
“kok tanya gitu? Haha.. gak juga”
“lagi ngapain sendirian disini?” tanya ken yang berdiri didekatku
“hemmm.. bintangnya bagus, aku suka liat bintang sendirian gini, dulu aku sering menghayal bisa liat bintang dengan orang yang aku sayang, tapi gak pernah kesampaian” sambungku
“kalo sekarang? Udah sama orang yang disayang belum” celetuk ken, aku langsung berbalik menatapnya, ken duduk
disampingku dan ikut mendongak ke atas memandang langit malam yang penuh bintang
“makasih yah” ungkapku agak aneh
“untuk apa?”
“makasih kamu gak capek atau maaf juga mungkin lo gak nyaman dikejar cewek tolol, ceroboh, cupu kayak gue”
“hahaha... kebanyakan cewek yang ngejar gue capek sendiri sama sikap gue, makasih juga udah mau jadi fans setia gue"
“yaeelah PD amat!”
“hahaha...”
Suasana pun hening seketika
“bintang ini...” aku memegangi kalung bintang dari secret admirer tinta merahku
“kenapa? Ada apa dengan bintang itu?”
“gue penasaran, siapa orang yang memberi ini?”
“seseorang yang gak pernah lo duga bakal ngasih itu”
“maksudnya?”
“hahaha.. gak kok, ya mungkin malaikat kali”
“malaikat atau setan yah?”
“yaaahh sampe situ lo mikirnya, gak ngantuk?”
“enggaaak sama sekali”
“kenapa??”
“masih penasaran dengan dua orang yang ku anggap secret admirer itu”
“dua orang??”
“iyah, lo pasti bakal bilang gak mungkin seseorang kayak gue punya fans, tapi ini nyata!”
“dua?? Kenapa dua orang?”
“ya mana gue tau hahaha..”
“hemmm...”
“kenapa??” tanyaku
“aku mau mengatakan sesuatu sama kamu...” tiba-tiba ken memegang tanganku dan menggenggam erat tanganku, aku cangung setengah mampus.
“e kalian disini, ayok tidur ini udah larut loh” neyla memanggil kami untuk istirahat
“waaah ini ternyata udah jam 11 malem lebih, yaudah gue ke vila dulu yah, ada waktu seminggu jadi buat ngobrol lama
juga masih banyak waktu” sambung ken lalu dia pergi, berlari menuju vila
“oh iya... byeee...” aku berjalan menuju neyla yang berdiri jauh dariku
“ehmmm.. sorry gue gak tau kayaknya kalian lagi ngomong serius”
“gak juga kok, tapi gue penasaran”
“penasaran apaan?”
“tadi tuh hampir mirip kayak di mimpi-mimpi gue, dimana si ken itu natap mata gue dalem banget megang tangan gue dan dia kayak mau ngomongin sesuatu”
“waah serius?? Ciieee deg-degan abis tuh pasti, hemmm... yaudah lah masih ada seminggu kalian kan masih bisa ngobrol lama lagi”
3 hari kemudian
Malam ini ada yang berbeda, ken mendatangi vilaku dan mengajakku keluar, sesampainya ditempat biasa yaitu di bawah pohon cemara di tempat duduk itu kita duduk, aku masih merasa dingin walaupun sudah berjaket, memakai kaos kaki, sarung tangan dan penutup kepala, ken pun begitu tapi bibirnya terlihat membiru mungkin karena hawa dingin yang sangat terasa sampai menembus jaket kami
“ada apa ken? Kenapa lo ngajak gue kesini?”
“gue mau ngomong tentang satu hal”
“apa??” aku penasaran
“tentang hati, yukiii.. maafin gue ya”
“maaf? Untuk apa?”
“maafin gue yang munafik banget, gue gak mau jujur dari awal”
“maksud lo apa ken?”
“selama ini lo ngejar gue tapi gue malah selalu nampakin sikap acuh dan sama sekali gak peduli sama lo gak kayak dion yang selalu ada buat lo, karena gue emang gak bisa kayak dion ke elo”
“gak apa-apa kok, tenang aja.. kalo lo nyuruh gue buat berhenti berharap sama lo, bakal gue lakuin kok, tenang aja, gue udah tau kok, lo gak mungkin gampang nglupain riyu..”
“kok?? Bukan gitu”
“terus??”
“ayolah positif thinking please!”
“iya iya... ada apa sebenernya?”
“buku itu, gue yang mungut pas lo nabrak gue di selasar sekolah”
“hah?????” ‘aduh tuhan malu gue, dia pasti baca semua isi hati gue yang bener-bener dalem abiissss itu sedalem palung
lautan dan jurang gunung himalaya dan seluas langit dan se..... ah gak tau ah, yang pasti apa-apaan ini!!’
“heyyy kok bengong? Sorry gue baca semuanya, makasih yah, gue hargai semua usaha lo” dia tersenyum padaku untuk pertama kalinya dalam sejarah!
“gue... secret admirer lo..” sambungnya
setelah itu apa yang terjadi selanjutnya?? :D kita lihat postingan berikutnya :P tetap setia stay di blogku yak ... kunjungi minimal 3 hari sekali wehehehe...
“yuki aku suka lirik lagu yang kamu buat, aku suka puisi yang kamu buat, aku suka semua tulisanmu.. itu sangat menyentuh, kamu tau?? Sebenarnya aku sangat me.....”
“yukiiiiii... sudah siang, nanti telat!!! Ayo nanti ketinggalan bis lagi!!!” suara mama membangunkanku dan memaksa melepas mimpi yang tak pernah selesai itu
“aahhh mamaaaaaa... lagi asik mimpi jugaaa..” jawabku malas
“liat jam sana! mama mau nyiapin sarapan dulu”
“haaaahhhh?? Yaaelaah ngagetin aja mama.. baru juga jam 5!!”
Aku langsung bangun dan beranjak dari tempat tidurku
Sesampainya di sekolah, seperti biasa aku disambut teman karibku neyla
“mimpiin pangeran lo lagi??” sambil berjalan berdampingan menuju ruang teori
“uuwwh, udah beberapa hari ini gue telat Cuma gara-gara mimpiin ken, untung hari ini enggak telat”
“dan gimana tuh??? Lanjut ya mimpinya??”
“enggak !! tapi intinya sama, seolah-olah ken mau nembak gue ney!” aku tersenyum lebar
“teruuusss?? Enggak selese lagi gitu nembaknya??” ku jawab dengan anggukan saja
“yaaeeelaaaah .. !! hmmm dasar putri tidur” neyla menghela nafas
Panggil saja aku yuki, si gadis berambut lurus tapi lebih suka di churly dan di ikat dua, aku terlahir dengan kedua orang tua dari Indonesia, jika bertanya kenapa aku memakai nama orang Jepang, karena nenekku adalah orang Jepang (ibu dari ayah) dan aku di beri nama oleh nenekku nama lengkapku ‘Yuki kazumi’, itulah nama kebanggaanku, YUKI maknanya kebahagiaan, nasib baik dan salju. KAZUMI Perempuan Kecantikan yang harmonis, intinya perempuan cantik hehee,
Sedangkan Kenshin Akihiko atau lebih akrab dipanggil Ken dia adalah idolaku, kedua orang tua ken memang asli dari Jepang dan mereka mempunyai bisnis di Indonesia sudah sejak Ken SMP dia pindah dari Osaka ke Indonesia, jadi wajah ken pure Japanese banget, tapi Ken sudah handal bahasa Indonesia jadi tidak canggung bagi teman-temannya untuk sekedar mengobrol dengannya, dia sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Pelajaran berlangsung dari jam 7 pagi sampai jam 3 sore, jam menunjukkan pukul 15.00 WIB, diluar sedang dilanda hujan, akhirnya aku duduk di kursi selasar dekat dengan gerbang sekolah, ken berjalan tepat didepanku dengan mengenakan headphone di telinganya sambil melantunkan lagu yang di putar dari Ipod-nya, kulihat guyuran air hujan membasahi ujung sepatuku aku mendongak dan memperhatikan ken dari ujung hingga ujung, aku tak pernah berani menyapa, ketika berpapasan aku hanya mampu menampakkan senyuman yang menurut orang terlalu hambar karena dicampur dengan lagak yang kikuk dan gemetar seperti bertemu dengan malaikat maut yang super ganteng.
“tidak mungkin.. tidak mungkin.. sadar yukiii lo ini siapa??!!!” aku menggumam tapi ternyata terdengar cukup keras, ken berbalik dan melihatku sedang menampar-nampar pipi, aku berbalik melihat ken yang terlihat aneh memperhatikan tingkahku, aku Cuma membalas ekspresi wajahnya sambil nyengir nggak jelas.
Sesampainya dirumah, kurebahkan tubuhku ditempat tidur dan membayangkan ken terus, sampai akhirnya muncul secara tiba-tiba
“mood baik lagi menghampiri, saatnya bikin puisi!” aku mengambil buku kumpulan puisiku yang ku beri judul ‘my secret poems’ di cover-nya dan mencoret-coret dengan pena yang sudah terpeluk jari-jari tanganku dan memulai menulis puisi untuk ken.
~~^_^~~
“hooaaam..!!” lelahnya masih terasa walaupun udah pagi dan sudah tidur 8 jam
“yukiiii, ayo sarapan nanti berangkat diantar ayah yah, biar nggak telat terus” mama teriak membangunkanku dari lantai dasar.
“enggak ma, yuki mau naik bis aja kayak biasa, lagian ini masih pagi nggak mungkin juga yuki telat” jawabku sambil menuruni tangga menuju ruang makan
“jangan main duduk dong yukiiii, sana mandi dulu!” suruh ayah
“hooaaaampt!! oke deh oke” sambil menutup-nutup mulut, aku beranjak dari tempat duduk dan segera mandi.
Setelah semuanya oke aku berangkat naik bis, eh tapi ada yang beda di bis kali ini! ada cowok memakai headphone sedang berdiri membelakangiku dia menghadap ke depan aku menghadap kesamping, pelan-pelan aku mencuri pandang, menengok berusaha melihat wajahnya yang dari belakang pun tak asing lagi tapi ..
“ciiiiiiiiiiiitttt!!!!”
“aduuuuhh!!” aku tak sengaja menabrak cowok itu, alhasil aku nggak jadi jatuh karena tubuhku ditopang tangannya, ada pengendara sepeda motor yang ugal-ugalan menyelip didepan bis jadi bis berhenti mendadak
“eng... makasih” aku langsung berdiri lagi
“sama-sama” selalu saja menampilkan ke-jutekannya lagi huuhh..
‘ya Tuhan, ternyata ken hihihi’ aku membatin sambil nyengir gak jelas
Sesampainya di sekolah aku berjalan disamping ken
“kenapa lo jalan disamping gue?? Jauhan dikit napa?” aku langsung melangkah menjauh selangkah
“maaf, eh kalo boleh tau....”
“nggak boleh!” dia memotong pembicaraan dan tetap melanjutkan jalannya
“gue kan belum selese ngomong ken”
“darimana lo tau nama gue ken?”
“hahaha... siapa sih yang nggak tau lo!” aku menepuk pundaknya dia melirik sinis
‘kayaknya dia gak ingat tragedi setahun lalu hehe’ batinku
“eh iya sorry..” aku menunduk
Dia mempercepat jalannya
“eh tungguin gue, lo kenapa nggak naik motor pagi ini?”
“penting lo tau?”
“ya Cuma nanya, lo ....”
“gue duluan..” belum selese aku bertanya dia langsung pergi
‘aaahh.. dia pamit.. hihihii tumbenan amat’ aku menggumam
“nahlooohh.. ceeileehh dipamitin gitu aja bangga” tiba-tiba neyla muncul di sampingku
“setan lo.. ngagetin aja! Hehee tapi tadi tuh keren banget dia, waaahh satu bis sama ken, bener-bener mukjizat ney”
“bodo ah, weee hahahaha” neyla meledek
“gue bakal ceritain semua ke lo tentang pagi ini!!! Sialan lo malah ngledek” kita berlari menuju kelas, ken satu angkatan hanya saja kita beda kelas dia di kelas 3 IPA 1 sedangkan aku di kelas 3 IPA 3. Jam istirahat, aku dan neyla berniat ke perpustakaan kita mengobrol sambil berjalan
“haha.. jadi lo kemaren lalu ke toko buku dianterin si dion?” tanya neyla
“iya kebetulan si dion lewat depan rumah, yaudah sekalian aja, lo tau nggak ney, waktu gue beli buku dua hari lalu, gue nemuin komik yang gila childish banget tau nggak sih dan ajaibnya yang beli itu mas mas pakaiannya preman abis, bhahahaa.. gimana gue nggak ketawa kenceng dan sialnya tuh cowok ngeliatin gue yang lagi ketawa sambil bawa tentengan komik sama novel-novel gue dan...” “bruuuukkkk!!!!!!” aku menabrak seseorang
'lagi-lagi nabrak orang yaelah ceroboh amat gue' gumamku, tapi aku yang jatuh tersungkur dilantai dalam keadaan duduk
“eng.. maaf.. maaf nggak sengaja” buku milikku berserakan di lantai, aku segera berdiri lalu membungkukkan badan dan meminta maaf, saat aku menoleh ke wajahnya ‘seeerrrrrr!!!’ Berasa ada angin dingin yang menjelajahi tengkukku dingin abis! Gila, merinding disko gue mandang matanya
“lo lagi lo lagi.. kapan si lo jalan sambil melek?!” ken membersihkan bajunya yang sama sekali tak terlihat ternoda
“sorry, maafin temen gue ya, dia emang sedikit ceroboh, sorry” neyla segera menarikku yang sedang membereskan buku dilantai dan pergi, ken memandangi kami dari jauh mungkin dia pikir aku cewek paling ceroboh yang pernah dia temui, sial!
diperpustakaan
“neeeeyyyy...!!"
“apaan si teriak-teriak?” neyla yang sedang membaca merasa terganggu
“buku kumpulan puisi gue ilang!!” aku segera mengobrak abrik buku yang aku bawa.
“aduuh, lo tuh beneran ceroboh apa gimana sih? Kenapa sampe ilang? Kalo ada orang jahat yang nemuin bahaya loh!!” neyla memperingatkan
“eng.. emang apaan ney bahayanya?” aku memandang neyla bingung
“yaaeelaaaahh elo, iih polos apa bego sih?! Itu kan kumpulan karya lo..”
“setdaaahhh!! Gue lupa, gimana kalo sampe orang jahat yang pegang tuh buku? Terus karya-karya gue di claim jadi miliknya, terus semuanya diaku punya dia, terus abis itu diterbitin di media masa, terus dia terkenal dengan karya gue, gue nggak jadi ngirim semua karya gue, dan gue gak jadi terkenal, gue...”
“STOOOPPP!!!” neyla meletakkan telapak tangannya tepat 2 cm didepan wajahku
“aduh ney, bantu gue cariin ayolaaahh ney ayooo..!”
“oke oke.. tapi pulangnya aja ya”
“yaelaaah keburu diambil orang, ayo sekarang lah..”
“tapi abis ini pelajarannya pak mahmud nanti kita disuruh translate cerita sejarah ke bahasa Inggris gimana??”
“eh.. tuh guru, ngajar bahasa Inggris apa sejarah sih? Gak konsisten deh!”
“iya juga sih.. eh gak usah bahas itu yaudah cepetan gih..”
Kita berlari dan segera mencari.
Dion lewat didepan kami, dia terlihat kerepotan membawa buku.
“nyari apa?” tanyanya
“nih si ceroboh ngilangin buku puisinya” neyla menjawab
“yang kayak gimana bukunya?” tanya dion lagi
“pokoknya covernya tuh warna cokelat ada tulisan ‘my secret poems’ tolong kalo lo liat kasih ke gue yah!” aku menjelaskan sambil terus mencari-cari
“hmmm oke, gue duluan” dion pamit
“Teeetttt...teeeettt....!!” bel tanda masuk berbunyi
“yaaaahh tuh kan gak ketemu”
“udah gak usah lemes gitu, nanti juga ketemu kok, lagian nggak mungkin dong diambil orang gitu aja tanpa pertimbangan kan itu karya lo semua, banyak lagi, pasti kasian lah sama lo”
“mudah-mudahan sih, kalo hatinya sebening malaikat huh!” jawabku lemas
Dikelas ken.
“lagi baca apaan ken?” dion bertanya
Kebetulan dion dan ken satu kelas mereka sahabat karib seperti aku dan neyla.
“eh.. bukan apa-apa” ken menutup cover buku itu dan memasukkannya ke laci, dion melirik dan berlalu lalu duduk dibelakang ken seperti biasa
-___-“
“udah waktunya pulang! Ayok mau bareng gak naik bis sama gue? Kebetulan gue gak bawa motor” ajak neyla
“lo duluan gih, gue sibuk”
“hmmm.. udah dong, jangan sedih mulu gue bantu cari tau deh..”
“gak gampang ney nyari barang yang udah ilang, lo tau kan itu tuh sebagian besar puisi buat ken dan disitu banyak banget tertulis jelas nama ken, terutama di lembar terakhir yang gue tulis, gue nyantumin ‘ken aku mengharapkanmu’ di bold, di garis bawah, huruf kapital semua dan pake tinta merah!!”
“lah terus?? Lo malu gitu? Kalo sampe dibaca dan disebar”
“tuh kan!! Lo tau kan? Kalo sampe kejadian setahun lalu keulang, dimana ada orang yang nyebar puisi gue yang gue bikin buat ken!! Kan bisa berabe..” aku meletakkan bolpoint yang dari tadi kugunakan untuk mencoret-coret buku catatanku.
“udahlah, berdo’a aja lo nggak usah over gitu lah, ayok pulang! Apa mau lunch dulu di kantin?”
“lo duluan aja gih"
“oke bye.. semangat dong!! Jangan loyo gitu, gue jalan duluan daaaaahh”
:( :( :(
Jam ditangan kiriku menunjukkan pukul 17.45, terlalu banyak menghabiskan waktu di cafe depan sekolah untuk meminum cappucino dan mengotak atik blog menghabiskan kurang lebih 2 jam sampai sore dan bis juga gak ada yang kelihatan, tiba-tiba seorang cowok dengan motor cowok abis, mengenakan helm hitam dan masih berseragam SMA berhenti tepat didepanku
“ikut gue yuk, nanti lo diculik loh” dia membuka kaca helmnya
“ah ternyata lo, nggak deh gue nunggu bis aja, kasian lo nanti kedinginan ini kan udah gelap”
“nah itu dia, daripada lo diculik mana udah gelap banget lagi, gerimis pula” jawab dion
“hemmm oke deh"
sesampainya dirumah
“mampir dulu yuk, minum teh dulu biar anget”
“hemmm.. iya deh mumpung gratis hahaa..” dion turun dari motor dan mengikutiku dari belakang masuk kerumahku
“maaaahh.. yaaah.. yuki pulang.. ini ada dion”
“oh ada nak dion, kebetulan sekali tante lagi bikin cake cokelat, kamu cicipin yah” sapa mamah
“oh iya tante tenang aja, dihabisin semua bila perlu hehe”
“tunggu disini yah, gue mau mandi, gak apa-apa kan? Agak lama nih, lo minum teh dulu yah”
“oke oke sipp.. eh pas turun lo bawa komik doraemon juga yah, gue mau minjem ki”
“oke deh” aku menaiki tangga.
Rasanya dingin tapi segar sekali, aku menuruni tangga, kulihat dion sangat kelelahan sampai dia tertidur di sofa ruang tamu.
“hey... lo capek banget yah??”
“eh.. iya sorry ki, gue kecapean untung besok minggu jadi bisa tidur sepuasnya nanti haha”
“huuu dasar lo, eh ini komiknya” aku menyodorkan satu komik doraemonku
“soal buku lo yang ilang..”
“eh iya lo tau dimana sekarang?” aku langsung duduk disamping dion
“gue sempet curiga, tapi ah mungkin gue aja salah liat haha lagian gak mungkin juga temen gue minat baca puisi”
“hemm.. gitu yah? Yaudahlah gue udah mau relain aja walaupun berat banget, lo tau kan gue bikin tuh puisi semuanya
buat seseorang yang paling gue sayang”
“ken?”
“hah? Hahaha.. bisa aja lo, lo kan sahabatan sama ken, eng.. ken tuh orangnya kayak gimana??”
“deeerrrttt....deerrrrtttt.....” ponsel dion bergetar
“panjang umur nih anak, baru mau diomongin eh dianya nelepon, bentar yah.. halooo??”
Dion langsung berdiri dan mengobrol dengan ken
“eh sorry agak lama”
“gak apa-apa kok” jawabku
“ken yah?? Ehmmm.. lo liatnya gimana? Simple aja, ya ken seperti yang lo liat, supel, cuek sama cewek tapi dia gak sepenuhnya cuek, kadang dibalik sikapnya ternyata dia menaruh rasa sama si cewek kayak dulu sama mantannya yang malah hianatin dia”
“mantan?? Dia pernah punya pacar?”
“yaaiyalah.. cowok seganteng dia kalo gak pernah pacaran bisa-bisa dikira maho lagi” (nb: maho= manusia homo, cuma bercandaannya anak muda kok)
“hehe oh gitu, siapa mantan pacarnya?” aku penasaran
“namanya riyu, dia bukan orang jepang, dia teman dekat waktu masih SMP, mereka pacaran 2 tahun, mungkin itu yang membuat ken susah jatuh cinta lagi, karena dia keliatan sayang banget sama riyu, kenapa sih lo suka sama ken? Oke gue tau ken ganteng”
“bukan itunya aja, dia itu aneh, dia itu penuh misteri..”
“eh dikira film horror apa?! misteri misteri segala”
“dengerin dulu napa...?! dia itu penuh pesona di, dia bikin gue penasaran sampe dua tahun ini, dia itu pokoknya gue gak punya alesan kenapa gue bisa suka sama dia, itu yang gue rasain, berasa deg-degan banget kalo papasan sama dia”
“lo gak bisa suka sama cowok lain?”
“kok lo ngomong gitu? Ah lo bikin gue down aja nih”
“serius..!! lo gak bisa lupain ken dan lo liat orang yang lebih care ke elo daripada ken? Lo liat kan ken sama sekali gak peduli apapun tentang lo?”
“ya gue tau, tapi gue gak bisa di, gue udah terlanjur sayang berat sama dia”
“jangan terlalu jauh lo naruh harapan sama orang, kalo lo terbang tinggi boleh asal jangan terlalu tinggi, lo juga butuh temen buat nyadarin saat lo mimpi dan mimpi itu lebih banyak mustahilnya buat tercapai daripada possible-nya”
“eng.. gue gak ngerti lo ngomong apaan di, hehe”
“yaelaaah emang dasar lo kuotanya terlalu kecil”
“dikira modem apa otak gue!”
“hahahaa dasar polos!!” dion mengacak-acak poniku
>_<
Seminggu kemudian
“siapa yang naruh bunga tulip dimeja gue??” aku bertanya pada neyla yang berdiri disampingku
“mana gue tau, tanya aja sama pak satpam, siapa yang kalo pagi masuk kelas kita..”
“hemmm..”
“eh ken tuh ney...!! ya ampuuuunn cool banget tuh cowok?” aku terpesona, melihat ken yang sedang berjalan melewati kelasku
“udah duduk dulu deh, ken lagi.. ken lagi...”
Neyla menarikku duduk
“kemarin lo pulang sama siapa? Kenapa baru jam 8 malem lo sms gue, biasanya jam setengah 7 juga udah bising curhat di telepon” tanya neyla
“iya, kebetulan dion lewat depan gue pas gue lagi nunggu bis di halte yaudah gue ikut dan dion main dirumah gue sampe jam 8 malem itu”
“hemm.. aneh..”
“apanya? Lo tuh curigaan deh ney”
“iih bukan gitu, dion itu loh aneh”
“anehnya?”
“selalu pada saat yang tepat lo butuh orang dia dateng.. hemmm bener-bener pahlawan gak kayak ken”
“eh.. lo pikir dion superman, batman, p-man apa pac man gitu?”
“pac man bukan super hero woooyyyy!!”
“eh iya hehe... lah kalo ken yang nganter gue itu berarti malaikat maut segera nyabut nyawa gue”
“loh kenapa?”
“yaiyalah bisa aja itu permohonan terakhirku yang terkabul sebelum ajal menjemput, ya lo pikir aja mustahil parah!!”
“hahaha.. ya gak segitunya juga kali neng.. mungkin aja deh suatu saat, gue do’ain entah 30 tahun apa 100 taun lagi
bahkan hahaha”
“ah lo..!!”
Di bunga tulip itu terselip kertas dan tertulis “secret admirer”, kayaknya ini orang yang udah deket sama gue, dia tau kalo gue suka bunga tulip.
“ehmmm diliatin mulu tuh bunga.. cieeeeciiieee dapet penggemar rahasia nih yeee”
“ah lo.. secret admirer ini kayaknya orang yang gue kenal deh”
“hemmm.. siapa yah? Rio?”
“kok rio???”
“kan dia dulu ngejar-ngejar elo”
“yaeelaaah dia udah nyerah, dan udah punya cewek sekarang”
“fadli?? Apa riski?”
“mereka siapa?”
“lo emang mantan yang jahat!!”
“hehehe... siapa suruh mereka nyakitin gue dulu, udah gue kubur dalem-dalem nama mereka”
“sipp deh, ah bodo amat deh sama orang yang berhianat oke!? ayo kerjain tuh soal dari bu rina!!”
“matematika.. pusing deh"
Pagi harinya.
“nih kok ada bunga lagi??”
“ciiieee kayaknya tuh cowok tau banget ya selera lo” ledek neyla
“kali ini sama cokelat, dan ada tulisannya ney”
“apaan???” neyla melirik
“secret admirer tapi tinta merah, kemarin kan tinta hitam”
“ya lagian apa bedanya sih?? Merah sama hitam, sama-sama keluar dari bolpoint kan?”
“iya sih Cuma yang ini beda lagi nih.. Kemaren sih Cuma perkenalan aja kalo dia penggemar rahasia, ada puisinya!!”
“sini gue baca!!"
Untukmu yang tak pernah menyerah
Saat akhirnya
kau melangkah membelakangiku
Sesungguhnya aku terus memandangimu..
Saat kau tersenyum padaku
Akupun ingin sekali tersenyum padamu
Aku ingin senyum manismu terbalas
dan kau bisa terus tersenyum tanpa beban
Tapi aku terlalu munafik untuk itu..
Aku tak bisa melakukan itu..
“udah?? Gitu aja??” neyla melongo
“ah iya, gak seru nih, masa puisinya Cuma beberapa baris mana gak maksud lagi gue, gak bakat nih..”
"yah elo malah dikomentari gitu"
“praaaakkkkk!!!” seperti suara pot bunga didepan kelas ditendang kaki
“apaan tuh??” neyla melongok kedepan
“kucing kali, udah ah gue mau fokus buat ulangan kimia hari ini, semangat!!!!”
Jam istirahat
Aku dan neyla duduk di kantin sambil menyantap semangkuk bakso dan segelas orange juice
“hay.. boleh gabung gak nih??” tiba-tiba dion duduk didepan kami dan ken pun ikut duduk
“uhuuukkk ... uhuuukkk...!!” aku tersedak
“yaelaaah gak usah gugup gitu kali ada ken” ledek neyla, aku tak peduli langsung saja ku minum orange juice tanpa basa basi
“eh kalian, boleh kok..”
“berangkatnya gak naik bis lagi??” tanyaku
“lo tanya ke gue?” jawab ken jutek
“ehmmm.. gak jadi nanya deh”
“eh iya, gue naik motor lagi, kenapa?”
“gak apa-apa sih, lebih asik naik bis loh, rame hemat lagi, udah gitu lebih aman”
“ehmmm ehmm.. boleh ikutan ngobrol?” dion menimpali
“lo ganggu aja nih di..” kata neyla
“hehe.. gak kok, boleh boleh silahkan, eh tapi gue udah selese, gue balik duluan yah, lo ikut gak ney?” aku berdiri
“loh cepet amat??” dion ikut berdiri
Ken terlihat canggung, mungkin dia canggung melihat cewek aneh sepertiku duduk didepannya
“yaudah gue sama yuki ke kelas dulu yah, byeee...” pamit neyla
Sebulan sudah terlewat ada puluhan bunga tulip dengan puisi bertinta hitam dan puluhan bunga tulip dengan puisi bertinta merah, dua-duanya ada puisinya.
“ada yang aneh, gue beneran penasaran ney..” sahutku, aku mengundang neyla untuk menginap dirumahku karena ini sedang libur semester gasal, sekalian aku butuh teman curhat semaleman
“lo udah cari tau belum sih? Kok baru segitu paniknya setelah sebulan?”
“gue pikir gak bakal sampe sebulan kayak gini, gue pikir bakal berhenti, terakhir kedua surat sama bunga ini diatas meja
"gue tadi pagi yang bertinta merah tadi pagi ada kalung bintangnya ney, dia tau kalo gue suka bintang pas waktu itu
juga pernah dibarengin cokelat gue kan suka banget sama cokelat hehe, apa dia yah orang yang nemuin buku puisi gue? Di buku itu kan gue tulis semua tentang gue dari yang gue suka sampe yang gue benci”
“hemmm.. seperti yang pernah gue bilangin ke elo, kalo ini tuh dua orang yang berbeda, dan keduanya penggemar rahasia lo!! Ya mungkin aja gitu ki, udah deh lo jangan kebanyakan mikir, hebat juga langsung dua orang”
“wuuiiiddiih keren yah gue!”
“ini bukan saatnya takjub oon!” neyla mengacaukan rambut poniku yang udah berkali-kali aku sisir rapi ini
“hehe.. gue keren ney, lama-lama gue bisa ngalahin lady gaga, michael jackson, katy perry, justin bieber, lee min ho, Yui, dan sederet artis papan atas lainnya, gilaaaa gak lama gue bakalan jadi sorotan publik gue bakalan dikejar-kejar paparazzi, gue...”
“masuk majalah trubus” timpal neyla
“lo pikir gue brokoli??”
“hahaha..” ‘buuukkkkkk!!!!’
“kok lo mukul punggung gue? Gue gak masuk angin oon!”
“hahaa.. lo inget kan kata dion yang lo bilang sendiri itu, lo butuh temen buat nyadarin kalo mimpi lo terlalu tinggi, intinya gitu lah!!”
“yaaellaahh lo pikir gue mimpi pas tidur apa?! Dibanguninnya dipukul gitu penyiksaan tau!”
“hehe.. yaudah lah udah malem, gue ngantuk, curhatnya lanjut besok ya, liat noh!! Gue udah jadi pendengar setia lo malam ini dari jam 7 sampe jam 10 malem, gila gue ngantuk berat ki, gue tidur duluan yah, lo juga tuh” neyla menarik selimut, aku masih bingung
“duh ney, siapa sih dua orang ini, yang deket sama gue Cuma dion, kalo dion kayaknya mungkin juga.. hehe jadi GR gue dion kan gak kalah ganteng malah lebih imut, putih, keren, pinter main piano ah tapi gue lebih suka ken!”
“belum tidur aja udah ngimpi, jangan bilang kalo satunya ken!! Karena itu IMPOSSIBLE you know?!” sahut neyla setengah masuk di alam mimpi
“feeling gue sih gitu! Bodo ah, besok jangan kesiangan yah, kita pergi ke vila ayah gue, pengen refreshing gue.. putek!!”
“iyaaaa...” jawab neyla lirih
Di vila ayah
“hai... ney... sama siapa lo??” dion menyapa dari kejauhan
“haiiii di.. ini sama si yuki, nah elo sama siapa?”
“biasa nih ken!!”
“haha.. pasangan maho lo??”
“hahahaa.. ngaco lo.. mana yuki?”
“dia lagi ke kebun teh, gue capek jadi gue dudukan aja disini sambil nikmati pemandangan alam, hehe, nah ken mana?”
“dia juga lagi liat-liat kebun teh tuh"
Di kebun teh
“hhiiiiiyaaaahhhh..... ulet... tolongin gue, ada ulet...!!!!!”
Aku lari terbirit-birit, aku paling anti sama ulat, kalo hewan lain masih bisa diatasi tapi kalo sebangsa ulet, ogaaaahh!!!
“bruuuukkkkk!!!!!”
“sorry sorry.. ada uleeetttt...!!!” gak sengaja aku nabrak seseorang sambil aku membersihkan pakaianku, takut ada ulat yang menempel
“tiga...!!”
“eh lo ken, maaf.. apanya yang tiga?”
“udah tiga kali lo nabrak gue!” ken membersihkan pakaiannya juga
“hemm.. ya maaappp.. gak sengaja gue!!”
“hemm.. gak apa-apa, lain kali liat-liat, hati-hati juga kalo jalan, jangan ceroboh!” ken pun berjalan menuju kebun teh lagi
‘wah tumben agak panjang ngomongnya’ gumamku
“eh lo mau kemana??” teriakku
“kalo mau bareng ayo! Gak usah banyak tanya!”
“hehe iya iya.. lo kesini sama siapa?”
“dion, lo sendiri?”
“ney.. eh lo nginep berapa hari? Ini hari keberapa? Terus mau pulangnya kapan?”
“bisa gak satu-satu?”
“eh iya maap”
“gak usah kebanyakan maaf, eh tumben lo pake kalung?” dia melihat kearah leherku
“eh iya haha.. pantes gak nih kalung? Bagus yah?”
“hemmm.. lebih cocok kalo yang make yui lebih keliatan anggun”
“yaelaah, orang ini yuki bukan yui tapi gue yakin gue gak bakal kalah pamor sama yui, gue juga bakal lebih terkenal dari yui dan bukan sebagai penyanyi!!” sahutku sambil mengepalkan tangan kananku
“terus sebagai apa?” tanya ken
“penulis profesional hahaha aamiin ya Tuhan.. aamiin”
“aamiin” jawabnya
“hehe makasih, aawww!!”
“ngapain lo nyubit lengan sendiri?”
“gue pikir ini mimpi!!”
“kok gitu?”
“gue gak pernah bayangin bisa jalan berdua sama lo!” jawabku sambil menoleh ke arah ken yang berjalan tepat disamping kananku
“hahahaha...” tiba-tiba ken mencubit pipi kananku
“aduuuuhh!! Kenapa lo malah nyubit pipi gue!! Sakit!”
“tuh kan bukan mimpi” jawabnya sambil tertawa, manis sekali Ya Tuhan .. hehe, benar-benar kayak pangeran yang turun dari surga, indah banget.
“akhirnya kalian ketemu juga” sapa dion yang berjalan dengan neyla
“ciiieee, berduaan nih ceritanya, di mereka gak mau diganggu ayo pergi aja deh” neyla meledek
“hemmm.. mau pulang ke vila gak?” ajak dion pada ken
“oke, gue sama dion balik ke vila dulu yah”
“eh bentar, kalian nginep? Dimana? Trus kapan pulang?”
“niatnya kita bakal seminggu disini, di vila samping vila ayahmu, deket kok tetanggaan” jawab dion
“oh gitu oke deh”
Malam pun datang, kita berempat membuat api unggun di taman depan vila ayahku.
“haus gak?” dion tiba-tiba duduk disampingku menyodorkan minuman kaleng
“eh iya, thanks” aku meneguk minuman itu sambil melirik ke arah ken
“kenapa dia gak jealous? kenapa dia diem aja? Kenapa dia malah asik ngobrol sama ney? Kenapa gue di cuekin? Kenapa
dion yang perhatian sama gue? Kenapa gak ken aja yang ngasih minum ke gue?” pertanyaan-pertanyaan di otakku mulai mengajakku melamun memandang kosong api unggun didepanku
“heey nona yuki...??? nona yuki kazumiiiii???” dion melambai-lambaikan telapak tangannya didepan wajahku
“oh iya, kenapa?”
“ini komik yang aku pinjam waktu itu, maaf ya lama banget ngembaliinnya”
“oh iya gak apa-apa kok” aku pindah duduk disamping ken dan menyodorkan minuman kaleng yang lain
“ini minum, kali aja kamu haus”
“gak kok, gue lagi kembung” jawabnya cuek sambil membakar-bakar ranting ke api unggun
Aku berdiri dan pergi berjalan menuju pohon cemara agak jauh dari tempat kita membuat api unggun, aku duduk di kursi di bawahnya
“kenapa malah disini?”
“lagi pengen aja di”
“kok di??”
Aku menengok ke samping ternyata ken, aku pikir dion
“eh lo.. sorry gue pikir dion”
“karena dion lebih sering perhatiin lo daripada gue ya?”
“kok tanya gitu? Haha.. gak juga”
“lagi ngapain sendirian disini?” tanya ken yang berdiri didekatku
“hemmm.. bintangnya bagus, aku suka liat bintang sendirian gini, dulu aku sering menghayal bisa liat bintang dengan orang yang aku sayang, tapi gak pernah kesampaian” sambungku
“kalo sekarang? Udah sama orang yang disayang belum” celetuk ken, aku langsung berbalik menatapnya, ken duduk
disampingku dan ikut mendongak ke atas memandang langit malam yang penuh bintang
“makasih yah” ungkapku agak aneh
“untuk apa?”
“makasih kamu gak capek atau maaf juga mungkin lo gak nyaman dikejar cewek tolol, ceroboh, cupu kayak gue”
“hahaha... kebanyakan cewek yang ngejar gue capek sendiri sama sikap gue, makasih juga udah mau jadi fans setia gue"
“yaeelah PD amat!”
“hahaha...”
Suasana pun hening seketika
“bintang ini...” aku memegangi kalung bintang dari secret admirer tinta merahku
“kenapa? Ada apa dengan bintang itu?”
“gue penasaran, siapa orang yang memberi ini?”
“seseorang yang gak pernah lo duga bakal ngasih itu”
“maksudnya?”
“hahaha.. gak kok, ya mungkin malaikat kali”
“malaikat atau setan yah?”
“yaaahh sampe situ lo mikirnya, gak ngantuk?”
“enggaaak sama sekali”
“kenapa??”
“masih penasaran dengan dua orang yang ku anggap secret admirer itu”
“dua orang??”
“iyah, lo pasti bakal bilang gak mungkin seseorang kayak gue punya fans, tapi ini nyata!”
“dua?? Kenapa dua orang?”
“ya mana gue tau hahaha..”
“hemmm...”
“kenapa??” tanyaku
“aku mau mengatakan sesuatu sama kamu...” tiba-tiba ken memegang tanganku dan menggenggam erat tanganku, aku cangung setengah mampus.
“e kalian disini, ayok tidur ini udah larut loh” neyla memanggil kami untuk istirahat
“waaah ini ternyata udah jam 11 malem lebih, yaudah gue ke vila dulu yah, ada waktu seminggu jadi buat ngobrol lama
juga masih banyak waktu” sambung ken lalu dia pergi, berlari menuju vila
“oh iya... byeee...” aku berjalan menuju neyla yang berdiri jauh dariku
“ehmmm.. sorry gue gak tau kayaknya kalian lagi ngomong serius”
“gak juga kok, tapi gue penasaran”
“penasaran apaan?”
“tadi tuh hampir mirip kayak di mimpi-mimpi gue, dimana si ken itu natap mata gue dalem banget megang tangan gue dan dia kayak mau ngomongin sesuatu”
“waah serius?? Ciieee deg-degan abis tuh pasti, hemmm... yaudah lah masih ada seminggu kalian kan masih bisa ngobrol lama lagi”
3 hari kemudian
Malam ini ada yang berbeda, ken mendatangi vilaku dan mengajakku keluar, sesampainya ditempat biasa yaitu di bawah pohon cemara di tempat duduk itu kita duduk, aku masih merasa dingin walaupun sudah berjaket, memakai kaos kaki, sarung tangan dan penutup kepala, ken pun begitu tapi bibirnya terlihat membiru mungkin karena hawa dingin yang sangat terasa sampai menembus jaket kami
“ada apa ken? Kenapa lo ngajak gue kesini?”
“gue mau ngomong tentang satu hal”
“apa??” aku penasaran
“tentang hati, yukiii.. maafin gue ya”
“maaf? Untuk apa?”
“maafin gue yang munafik banget, gue gak mau jujur dari awal”
“maksud lo apa ken?”
“selama ini lo ngejar gue tapi gue malah selalu nampakin sikap acuh dan sama sekali gak peduli sama lo gak kayak dion yang selalu ada buat lo, karena gue emang gak bisa kayak dion ke elo”
“gak apa-apa kok, tenang aja.. kalo lo nyuruh gue buat berhenti berharap sama lo, bakal gue lakuin kok, tenang aja, gue udah tau kok, lo gak mungkin gampang nglupain riyu..”
“kok?? Bukan gitu”
“terus??”
“ayolah positif thinking please!”
“iya iya... ada apa sebenernya?”
“buku itu, gue yang mungut pas lo nabrak gue di selasar sekolah”
“hah?????” ‘aduh tuhan malu gue, dia pasti baca semua isi hati gue yang bener-bener dalem abiissss itu sedalem palung
lautan dan jurang gunung himalaya dan seluas langit dan se..... ah gak tau ah, yang pasti apa-apaan ini!!’
“heyyy kok bengong? Sorry gue baca semuanya, makasih yah, gue hargai semua usaha lo” dia tersenyum padaku untuk pertama kalinya dalam sejarah!
“gue... secret admirer lo..” sambungnya
setelah itu apa yang terjadi selanjutnya?? :D kita lihat postingan berikutnya :P tetap setia stay di blogku yak ... kunjungi minimal 3 hari sekali wehehehe...
2 comments:
cukup mnghibur..hhe
lanjutin yaa.. ^^
Hard Rock Hotel & Casino PhiladelphiaHard Rock Hotel & Casino
Find 창원 출장샵 out what's 태백 출장안마 popular at Hard Rock Hotel & Casino Philadelphia, including restaurant reviews, videos, 부산광역 출장안마 photos, geolocation, Rating: 3.5 · 56 안양 출장마사지 reviews · Price 평택 출장마사지 range: $$$
Post a Comment