Wednesday, July 18, 2012

CERPEN: Salju di Tokyo

Malam yang indah tapi tak ada bintang, mungkin karena hujan langit jadi mendung, tapi pasti nyaman rasanya kalau malam seperti ini dipenuhi salju, apa lagi kalau duduk dibawah pohon sakura layaknya di Jepang. Aku memang sangat kagum dengan negeri sakura itu, cantik sekali, perekonomian serta ilmu pengetahuan dan teknologinya juga sangat canggih.
Tapi aku juga tetap bangga dengan negara tempatku berpijak ini, tak kalah indah dan menakjubkan. Malam ini aku menunggu seseorang datang kerumahku namanya dion, dia pacarku kita pacaran setahun lebih 2 bulan 4  hari, lengkap kan?..

“key belum bobo?” tanyanya
“hehe ini kan masih jam 8 malam, aku masih nunggu kamu, katanya mau main kerumah”
“oiya maaf key banyak tugas jadi dion malam minggu dirumah ajah yah”
“hmm.. gitu ya, yaudah nggak apa-apa, semangat ya sayang ngerjain tugasnya”
“iya, ya udah ya”
“iy..”
belum sempat kujawab langsung di putus teleponnya, aku melihatnya berubah sekarang mungkin akhir-akhir ini dia sibuk, ya sudahlah buat apa aku berfikir yang macam-macam.

Aku dan dion begitu dekat, awalnya memang tak saling kenal dan bahkan kita tak saling suka, tapi lambat waktu berjalan dan kebersamaan yang sering kita jalani secara tidak sengaja semakin membuat kita dekat dan mengakui kalau kita memang sam-sama suka, itu adalah awal aku mengenal apa itu ‘CINTA’ kata yang entah apa maknanya aku pun masih bingung, tapi yang ku rasa, aku sungguh menyayanginya.

Siang sepulang sekolah aku berjalan di trotoar jalan dekat sekolahku dengan vina sahabatku, aku melihat dion berjalan di trotoar diseberang dan searah denganku, mungkin ia tidak melihatku dan kita memang beda sekolah tapi jaraknya tidak terlalu jauh jadi tidak heran kita sering berpapasan, tapi saat itu aku melihatnya berjalan bergandengan tangan dengan seorang perempuan yang wajahnya familiar buatku, aku kenal gadis itu namanya tian, tian adalah teman dion.
 “hey key.. keysyaaa???!! Helllooow..” vina melambai-lambaikan telapak tangannya didepan wajahku “kamu ngeliatin siapa sih? Sampe segitunya?” vina mencari-cari
“haha nggak, bukan siapa-siapa kok?”
“hahh! itu kan cowok kamu key, kok sama cewek sampe gandengan tangan erat banget gitu key?? Samperin gih..!!” ucapnya
“huusss udah biarin, ngerusak acara dia, mereka kan  temenan ya wajar dong”
“ihh tapi aku gemes nih, tuuhh tuh liat key rambut poni tuh cewek di usap-usap lagi sama cowok kamu” sambil menunjuk kearah mereka
“ihh ganjen banget sih tuh cewek..” ketus vina
Aku hanya terdiam dan berjalan mendahului vina, sebenarnya hatiku sedikit terluka tapi tak apalah..
“eh key tungguu..”
“haha lelet banget sih jalannya hhuu dasar ..!”
“eh malah ketawa, nggak diurusin tuh cowok key?”
“udahlah..”
kita pun pulang.. malamnya aku menunggu telepon dari dia akhirnya dia telepon juga pertanda waktunya agak longgar.
“malem key..” sapanya
kita pun memulai percakapan tapi sungguh aku merasa tidak biasa dengannya.
Beberapa hari kemudian aku makin merasa dion makin berbeda, dia tambah sibuk dan jarang sekali kerumah bahkan sekedar telepon pun sekarang jarang sekali.
Tiba-tiba ditengah lamunanku dibawah sinar bulan ponselku bergetar, ternyata tante telepon
“iya tante apa kabar keluarga disana?” sapaku
“baik key, kamu apa kabar? Ibu sama ayah gimana?” tiba-tiba tante bertanya mengenai sekolahku
 “udah pokoknya kamu nurut ajah yah, kasian ayah sama ibu kamu, adik kamu juga harus melanjutkan di SMP, jadi biar orangtua kamu urus adik kamu ajah, sekalian nanti kalo disini kamu jagain anak tante yang masih SD, kasian dia sendirian tante kan berangkat ke kantor pagi-pagi banget dan kadang lembur”
“yaudah tante nanti key pikir-pikir dulu, makasih ya tan, nanti key hubungi tante lagi kok..”
Beberapa hari kemudian aku memutuskan untuk pindah ke Bekasi dan meninggalkan kampung halaman.

Aku menelepon dion niatnya mau ngajak ketemuan sekalian pamit.
“hay, lagi apa sayang?” sapaku
“lagi duduk ajah, keysa lagi apa sekarang?” setelah berbasa-basi dan  berbincang
“di besok bisa nggak kita ketemu?” tanyaku
“nggak bisa key, besok aku sibuk”
“kalo lusa gimana?”
“nggak bisa juga, ada janji”
“sama siapa? Kok sekarang kita jauh banget sih?”
“sama temen, masa sih? Biasa ajah kayaknya..”
“sama tian lagi? Cewek yang sekarang jadi pengganti posisiku di sebelah kirimu? Tapi dion bener-bener beda, dion nggak ngerasa?”
“kamu kenapa sih cemburuan banget..”
“maaf di, tapi apa kita nggak bisa ketemu? Sekali ini ajah ..”
“besok dan lusa beneran nggak bisa!”
“tapi di...”
“key, dion capek kayak gini terus, kita break dulu ya..”potongnya
“oh, dion mau ngurusin buat kelas 3 ya? Mau break nggak pacaran maksudnya?”
Dengan mudahnya, Dion mengakhiri hubungan kami, entah mengapa hatiku sungguh mati rasa.
Dua hari kemudian
“kamu yakin mau pindah key?” tanya vina
“iya hari ini juga aku berangkat ke Bekasi vin”
vina langsung menangis dan memelukku erat
“tapi jangan lupain aku ya key..”
“hehe iya sobatku, nggak mungkin aku lupain kamu..”
“tapi apa nggak bisa kalo tetep disini key?”
“ayahku udah nggak mampu sekolahin aku tinggi-tinggi, adikku juga mau masuk SMP jadi tante nawarin aku buat sekolah disana dan biaya tante yang nanggung, tante bener-bener pahlawan keluarga vin..”
“aduuh aku harus nglepas kamu dong, yaudah yang penting kita sama-sama bisa sukses yah, eh udah pamit sama dion?”
“iya, aku pengen deh jadi pengusaha paling sukses di Jepang pengen liat salju turun di Tokyo, aku pasti bisa ke jepang hehe.. belum vin”
“haha masih aja ngimpi ke Jepang, nah loh kenapa belum? dia kan cowok kamu..”
“kita lagi break alias enggak pacaran!.. dia mintanya gitu, mungkin mau konsen ke pelajaran, sebenarnya aku mau pamit sama dia tapi dia sibuk, kemaren dan hari ini juga..”
“tapi kemaren aku liat dia jalan berdua sama tian sepulang sekolah...”
“tian cewek itu lagi ya vin?”
“iya key, sabar ya..”
“Iya nggak apa-apa kok, lagian mereka emang bersahabat dan satu sekolah jadi wajar-wajar ajah vin...”

Sepulang sekolah, setelah semua surat pindah selesai diurus akupun melaju menuju kota tujuanku itu dengan bus, setelah beberapa jam dari kotaku di jawa tengah menuju bekasi akhirnya sampai juga di perumahan dan aku masuk disalah satu rumah yang megah dan bersih, tante menyapaku dengan hangat dan kita berbincang lama.
Aku merasa tenang disini, kudengar dari vina, kalau dion mencariku dan aku juga tidak memberi tau nomor ponselku yang baru, aku ingin tenang dan aku takut mengganggunya.
Setahun kemudian dion menelepon
“keeyyy, kenapa kamu ngilang gitu aja sih tanpa pamit?”
“maaf yah, aku juga mau ngasih tau kamu sekalian pamit, tapi kan kamu bilang kamu sibuk, ya udah aku berangkat, aku takut ganggu kamu”
“maafin aku ya key tapi, aku sayang dan aku masih bener-bener sayang key sama kamu..”
“di, jaga baik-baik dia yang sekarang kamu miliki, susah loh dapetin dia dan kalo kamu nglepas dia semudah itu kamu bakal susah buat dapetin dia dan naruh kepercayaan lagi sama dia, yang lalu biarlah berlalu..”
“iya key, tapi aku pengen nyusul kamu, aku kangen sama kamu key”
“jangan di, kamu nggak usah kesini nggak bakalan bisa nemuin aku, aku nggak akan ganggu kamu lagi kok, aku pamit ya, nggak usah cari aku di, kemanapun kamu nggak akan bisa ketemu sama aku..”
“tapi key, “ aku langsung mematikan ponsel.
Tiga hari kemudian..
“wadduuhhh tanteee... key kesiangan nih aduduhhh”
“sarapan dulu key, hari ini hari pertama kamu masuk kuliah loh, jangan sampe sakit...”
“hehe makasih tante, key makan di kantin ajah nanti, keburu ketinggalan Bus..”
Aku mencium tangan kanan tante dan beranjak pergi.
Sesampainya dijalan raya yang sangat ramai, aku melihat jam tangan..
“adduhhh beneran telat nih...!” saat aku menyeberang lampu lalu lintas baru berwarna hijau tapi ...
“brrruuuukkkk..”
tanpa rasa apapun aku tergeletak ditengah jalan raya dengan darah bercucuran dari belakang kepalaku, aku tak sadarkan diri, ternyata ada seorang pengendara mobil yang sangat gugup, dia tidak melihatku yang sedang menyeberang jalan hingga akhirnya aku tertabrak.
Dion mencariku, dia datang bersama vina sahabatku, mereka kerumah tante ..
“tante,maaf mengganggu, apa key tinggal disini?” tanya dion saat bertemu tanteku
“iya, tapi key nggak ada dirumah..”
“key kemana tante, saya dion, hmm saya temannya key, ini vina teman key juga”
“pagi tante..” sapa vina
“pagi juga, kalian kan temannya bukankah harusnya kalian tau key dimana?”
“kita nggak tau tante, key dimana sekarang?”
“hmm key kritis, dia koma sudah beberapa hari ini, dia kecelakaan saat akan berangkat kuliah”
“keysya koma?” tanya dion tak percaya, akhirnya mereka pamit dan menuju Rumah Sakit.
Aku tak sadarkan diri selama beberapa hari, hingga kudengar suara seorang perempuan yang tak asing ditelingaku, menangis sambil memelukku erat, aku mencoba membuka mata tapi semuanya gelap aku tak bisa melihat apapun.
“key,, kamu siuman nak?, ini ibu..” perlahan-lahan aku membuka mata yang begitu berat kurasa, tapi semua gelap
“ibu disini ya?, key denger suara dion sama vina, mereka disini bu?”
“iya kita disini key buat kamu, dion sayang kamu key, maafin dion ya key”  tiba-tiba dion mencium keningku, air matanya membasahi wajahku
 “kamu,,,kamu nggak bisa liat ibu nak??” dokter bilang sarafku ikut terkena dampak dari benturan dikepalaku, ternyata benar adanya, aku tak dapat melihat apapun yang ada didepanku, aku tak dapat melihat apa yang ku genggam, dan apa yang kudengar
“hmm, ibu disebelah mana?? Key pengen meluk ibu” tanyaku terputus-putus mencari sosok ibu
“dokteeerr!!!” ibuku berteriak dan seluruh keluargaku ikut panik.. tapi aku langsung mencari dan menggapai tangan ibu..
“ibu... jangan panik ya, key mungkin buta tapi Cuma sebentar kok bu, bu.. tadi key mimpi ditempat yang indah banget bu, banyak bunga disana, ibu tau nggak? Key rasa itu kota Tokyo, indaahhh banget,dan ibu tau nggak di Jepang sedang musim dingin jadi semuanya tertutup salju, bunga sakuranya juga jadi nggak keliatan, tapi sebentar lagi musim semi, key pengen kesana lagi, boleh kan bu..?”
Aku menggenggam erat tangan ibu, aku tak kuat merasakan sakit yang luar biasa di kepalaku.
“keysyaaa anakkuu..!!” ibu langsung memelukku erat,kudengar dengan sayup-sayup semuanya menangis
“terimakasih bu, ayah, tante, dion dan semuanya, ayo dong jangan nangis, senyum ya”
bukan air mata yang ku inginkan, sejujurnya aku ingin melihat mereka tersenyum tuk yang terakhir kalinya tapi apa daya, semua gelap. Suara-suara disekelilingku makin kabur, perlahan-lahan semua jadi sunyi. Ibu memelukku dan memegang erat tanganku yang begitu dingin, aku terus berusaha menggenggam erat tangan ibu tapi tanganku semakin lemah saja, semua terasa benar-benar dingin, aku tak merasakan apa-apa, terakhir aku merasa tidur di pelukan ibu, aku kembali ke tempat itu... aku kembali ketempat indah itu, tanpa ibu, ayah, adik, tante, dan seluruh sahabatku, aku rasa itu Tokyo yang di mimpiku,
Tapi aku bahagia, lengkap sudah hidupku.. terimakasih semuanya, dion terimakasih pernah berbagi kasih dengan key, dan kini aku tahu, tak perlu kucari sejauh apapun itu, makna cinta ada di setiap langkahku, cinta itu anugerah, ya itulah yang orang bicarakan, bagiku cinta adalah tawa dan tangis, cintaku tersimpan utuh dan jauh terpendam didalam hati mereka, orang-orang yang kusayang dan menyayangiku, Tuhan.. terimakasih akhirnya aku bisa melihat salju di Tokyo. Entah ini benar-benar kota itu atau bukan. Tapi ini sungguh indah, Tuhan...
-the end-

No comments: